Bedak Bayi Johnson Terima 38.000 Gugatan Hukum Karena Diduga Picu Kanker
Produk bedak J&J akan di hentikan
Produk bedak Johnson & Johnson merupakan salah satu brand bedak bayi terkenal yang berasal dari Amerika Serikat.
Produk bedak ini mendapatkan ribuan gugatan pada tahun 2018 karena produk bedaknya diduga mengandung zat berbahaya.
Bedak Johnson & Johnson diklaim pernah menyababkan 20 wanita terjangkit kanker ovarium.
Tidak cuma produk Bedak bayi yang digugat, Shower Shimmer Effects juga mendapatkan gugatan karena mengandung senyawa yang sama seperti seperti asbes.
Setelah tuntutan itu di ajukan, pihak Johnson & Johnson mendaptkan tuntutan sekitar 4,7 miliar USD atau Rp68 triliun. Kemudian bran ini mencabut semua produk bedak bayi di Amerika dan Kanada pada tahun 2020.
Perusahaan Johnson & Johnson menghadapi sekitar 38.000. Tuntutan hukum itu digugat dari konsumen dan para penyintas yang menyatakan produk bedak Johnson & Johnson menyebabkan kanker karena kontaminasi asbes dan karsinogen.
Pihak Johnson & Johnson mengatakan, pencabutan itu dilakukan karna salahnya informasi yang beredar.
Setalah dilakukan evaluasi, bedak Johnson & Johnson tidak mengandung zat berbahaya.
"Evaluasi ilmiah independen selama dekade mengkonfirmasi Bedak Bayi Johnson aman, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker," sebut Perusahaan.
Kendati demikian, perusahaan tersebut kini harus menanggung atau membayar sebesar sekitar 2,1 miliar USD dan Makamah Agung menolak keberatan yang di ajukan pihak Johnson & Johnson.
Bedak memang salah satu yang sensitif, karna bedak merupakan salah satu bahan perawatan kulit, terlibih orng tua yang memilki bayi sering memberi bedak.
Ilustrasi Bedak . Foto: Freeimages. |
Bedak Johnson & Johnson diklaim pernah menyababkan 20 wanita terjangkit kanker ovarium.
Tidak cuma produk Bedak bayi yang digugat, Shower Shimmer Effects juga mendapatkan gugatan karena mengandung senyawa yang sama seperti seperti asbes.
Setelah tuntutan itu di ajukan, pihak Johnson & Johnson mendaptkan tuntutan sekitar 4,7 miliar USD atau Rp68 triliun. Kemudian bran ini mencabut semua produk bedak bayi di Amerika dan Kanada pada tahun 2020.
Perusahaan Johnson & Johnson menghadapi sekitar 38.000. Tuntutan hukum itu digugat dari konsumen dan para penyintas yang menyatakan produk bedak Johnson & Johnson menyebabkan kanker karena kontaminasi asbes dan karsinogen.
Pihak Johnson & Johnson mengatakan, pencabutan itu dilakukan karna salahnya informasi yang beredar.
Setalah dilakukan evaluasi, bedak Johnson & Johnson tidak mengandung zat berbahaya.
"Evaluasi ilmiah independen selama dekade mengkonfirmasi Bedak Bayi Johnson aman, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker," sebut Perusahaan.
Kendati demikian, perusahaan tersebut kini harus menanggung atau membayar sebesar sekitar 2,1 miliar USD dan Makamah Agung menolak keberatan yang di ajukan pihak Johnson & Johnson.
Bedak memang salah satu yang sensitif, karna bedak merupakan salah satu bahan perawatan kulit, terlibih orng tua yang memilki bayi sering memberi bedak.
Posting Komentar