Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Masih Lama, Sandiaga: Indonesia Harus Pintar Cari Peluang
Sandi Menyebut, Rusia justru diuntungkan secara profit dengan adanya perang tersebut
Perang antara Rusia dan Ukraina diprediksi tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Sehingga, semua negara harus hati-hati dalam mengambil setiap kebijakan, terutama menyangkut masalah ekonomi.
JAKARTA - Pada situasi dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, baik karena pandemi maupun karena adanya perang Rusia-Ukraina, menuntut kita untuk bisa bersikap bijak.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dikutip dari Akun Instagram resminya.
"Kita harus tegas untuk tidak pro terhadap salah satu negara, namun justru harus pandai mengambil peluang dengan kalkulasi yang matang demi kebangkitan ekonomi kita," ujar Sandi
Ia menyebut, Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia imbas dari adanya perang tersebut, telah menciptakan multiplier effect negatif dengan meningkatnya inflasi, yang mengakibatkan naiknya harga-harga bahan pokok yang mulai dirasakan saat ini.
Pada kesempatan itu, Sandi juga menyatakan bahwa perang ini mungkin akan berlangsung lama. Karena dari kalkulasi ekonomi, perang tersebut justru menguntungkan pihak mereka.
"Kenapa perang Rusia-Ukraina ini akan cukup lama? karena ini sangat profitable. Dengan harga minyak yang naik setiap harinya dan Rusia menjual dengan harga dibawah pasar, mereka sudah untung 6 milyar Dollar perhari. Sedangkan biaya perang berapa sehari? cuma 1 miliar Dollar. Jadi Rusia Profit 5 milyar Dollar setiap harinya" ungkap Sandiaga.
Karena itu, Sandi mengatakan kalau Indonesia harus pintar melihat situasi ini. Ketika Rusia menawarkan kepada kita dengan harga 30 persen lebih murah dari harga international. Dan India sudah melakukannya, Maka kita harus berani mengambilnya. Dan itulah yang akan dilakukan oleh Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Sandi menyatakan, bila ada yang takut kalau kita akan diembargo oleh Amerika, Sandi pun menyebut kalau hal itu tak perlu dikhawatirkan.
"Ya biarin aja, kalau kita diembargo, paling kita tidak bisa makan McDonald's kan," selorohnya.
Terakhir, Sandi merasa optimis Indonesia akan bisa melewati badai ini dengan baik melalui beragam inovasi, adaptasi dan kolaborasi, serta beragam kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Foto: tangkapan layar Instagram @sandiuno |
JAKARTA - Pada situasi dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, baik karena pandemi maupun karena adanya perang Rusia-Ukraina, menuntut kita untuk bisa bersikap bijak.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dikutip dari Akun Instagram resminya.
"Kita harus tegas untuk tidak pro terhadap salah satu negara, namun justru harus pandai mengambil peluang dengan kalkulasi yang matang demi kebangkitan ekonomi kita," ujar Sandi
Ia menyebut, Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia imbas dari adanya perang tersebut, telah menciptakan multiplier effect negatif dengan meningkatnya inflasi, yang mengakibatkan naiknya harga-harga bahan pokok yang mulai dirasakan saat ini.
Pada kesempatan itu, Sandi juga menyatakan bahwa perang ini mungkin akan berlangsung lama. Karena dari kalkulasi ekonomi, perang tersebut justru menguntungkan pihak mereka.
"Kenapa perang Rusia-Ukraina ini akan cukup lama? karena ini sangat profitable. Dengan harga minyak yang naik setiap harinya dan Rusia menjual dengan harga dibawah pasar, mereka sudah untung 6 milyar Dollar perhari. Sedangkan biaya perang berapa sehari? cuma 1 miliar Dollar. Jadi Rusia Profit 5 milyar Dollar setiap harinya" ungkap Sandiaga.
Karena itu, Sandi mengatakan kalau Indonesia harus pintar melihat situasi ini. Ketika Rusia menawarkan kepada kita dengan harga 30 persen lebih murah dari harga international. Dan India sudah melakukannya, Maka kita harus berani mengambilnya. Dan itulah yang akan dilakukan oleh Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Sandi menyatakan, bila ada yang takut kalau kita akan diembargo oleh Amerika, Sandi pun menyebut kalau hal itu tak perlu dikhawatirkan.
"Ya biarin aja, kalau kita diembargo, paling kita tidak bisa makan McDonald's kan," selorohnya.
Terakhir, Sandi merasa optimis Indonesia akan bisa melewati badai ini dengan baik melalui beragam inovasi, adaptasi dan kolaborasi, serta beragam kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu.
Posting Komentar