Ingin Kuliah di Banda Aceh, Segini Biaya Hidup dan Ngekost disana
Di Banda Aceh, kita masih bisa sarapan pagi dengan uang Rp 5 ribu
Tahun ajaran 2022/2023 baru saja berjalan. Pelajar dari seluruh pelosok daerah pun sudah mulai mengikuti proses perkuliahan di kampus-kampus yang telah dipilih saat mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) maupun di kampus-kampus swasta.
BANDA ACEH - Mayoritas orang tua di Aceh, lebih memilih melanjutkan pendidikan anak-anaknya di Kota Banda Aceh. Hal ini tidak mengherankan, sebab disana terdapat dua kampus negeri yang sudah cukup dikenal, disamping kampus-kampus swasta yang tak kalah kualitasnya.
Kedua Kampus negeri tersebut yaitu Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Sedangkan kampus swasta diantaranya, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Abulyatama, Unida dan beberapa kampus lainnya.
Bagi mahasiswa yang datang dari luar Banda Aceh, tentu harus tinggal dan ngekost disana selama masa perkuliahan. Para orang tua pun harus memikirkan hal ini terlebih dahulu, sebab biaya hidup yang harus dikeluarkan tentu akan berbeda dengan biaya yang selama ini digunakan di tempat asal.
Diluar biaya kuliah, seorang mahasiswa juga harus menyiapkan biaya untuk sewa kost (tempat tinggal), biaya makan sehari-hari hingga biaya transportasi saat berangkat ke kampus
Lalu berapa estimasi biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh seorang mahasiswa di Banda Aceh? Berikut ulasan Times.id yang dilansir dari berbagai sumber.
Biaya Sewa kost
Untuk sewa kost di Banda Aceh, harganya bervariasi. Biasanya mahasiswa memiliki dua pilihan, yakni sewa kamar saja atau sewa rumah dengan dua kamar, yang harganya tentu akan berbeda.
Hal ini seperti yang disampaikan Andrian, Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry ketika dikonfirmasi Times.id.
"Kalau sewa kamar kost, biasanya mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta pertahun, sedangkan untuk sewa rumah yang memiliki dua kamar harganya antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta," ujar Andri, Sabtu, 3 September 2022.
Andri juga menjelaskan, penyebab terjadinya variasi harga sewa kost itu karena faktor lokasi dan fasilitas yang disediakan.
"Semakin jauh kost dari kampus, maka harganya akan semakin murah," tambahnya.
Biaya Makan
Untuk biaya sehari-hari, Andri menuturkan rata-rata uang yang harus dikeluarkannya sebesar Rp. 40 ribu, itupun hanya untuk makan dan snack. Dengan rincian Rp 30 ribu untuk makan 3 kali sehari dan Rp 10 ribu untuk sekali ngopi dan jajan.
"Rata-rata Rp 40 ribu perhari, itu cuma untuk makan dan sekali jajan saja. Karena saya tidak merokok dan jarang nongkrong di warung kopi," ungkap Andri.
Namun, Andri membocorkan sedikit informasi saat dia kekurangan uang. Dia mengaku punya trik untuk mensiasati keadaan di akhir bulan, yang menjadi saat-saat paling mengkhawatirkan bagi seorang mahasiswa.
Untuk sarapan pagi di akhir bulan, biasanya Andri memilih membeli nasi bungkus yang dijual di warung kopi. Meski nasinya sedikit dan lauknya cuma telur, tempe atau sambal, tapi sudah cukup untuk mengisi perut di pagi hari.
"Sedangkan untuk makan siang dan malam, saya makan di warung Yahmin. Disana harganya cuma Rp 8 ribu. Kebanyakan mahasiswa saat kesulitan keuangan pasti makan disana, karena memang terkenal yang paling murah," jelas mahasiswa asal Abdya itu.
Dengan trik seperti itu, Andri mengaku hanya menghabiskan uang Rp 21 ribu untuk makan, sehingga ia bisa menghemat sepertiga dari biaya pengeluaran di hari biasa.
Biaya Transportasi
Untuk transportasi, sebagian mahasiswa di Banda Aceh sekarang sudah banyak yang menggunakan kendaraan pribadi, terutama kendaraan roda dua. Sedangkan bagi yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, biasanya lebih memilih ngekost di lokasi yang dekat dengan kampus. Walaupun sedikit agak mahal, tapi sudah bisa menekan biaya untuk transportasi.
Pun demikian, masih banyak juga mahasiswa yang pulang pergi kampus dengan menggunakan kendaraan umum. Salah satunya Nurul Istiqamah, seorang mahasiswi Fakultas Pertanian, Unsyiah. Ia mengaku sering naik Bus Trans Kutaraja.
Mahasiswa baru UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Foto: Kolase Foto Instagram @uin_arraniry_official |
BANDA ACEH - Mayoritas orang tua di Aceh, lebih memilih melanjutkan pendidikan anak-anaknya di Kota Banda Aceh. Hal ini tidak mengherankan, sebab disana terdapat dua kampus negeri yang sudah cukup dikenal, disamping kampus-kampus swasta yang tak kalah kualitasnya.
Kedua Kampus negeri tersebut yaitu Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Sedangkan kampus swasta diantaranya, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Abulyatama, Unida dan beberapa kampus lainnya.
Bagi mahasiswa yang datang dari luar Banda Aceh, tentu harus tinggal dan ngekost disana selama masa perkuliahan. Para orang tua pun harus memikirkan hal ini terlebih dahulu, sebab biaya hidup yang harus dikeluarkan tentu akan berbeda dengan biaya yang selama ini digunakan di tempat asal.
Diluar biaya kuliah, seorang mahasiswa juga harus menyiapkan biaya untuk sewa kost (tempat tinggal), biaya makan sehari-hari hingga biaya transportasi saat berangkat ke kampus
Lalu berapa estimasi biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh seorang mahasiswa di Banda Aceh? Berikut ulasan Times.id yang dilansir dari berbagai sumber.
Biaya Sewa kost
Untuk sewa kost di Banda Aceh, harganya bervariasi. Biasanya mahasiswa memiliki dua pilihan, yakni sewa kamar saja atau sewa rumah dengan dua kamar, yang harganya tentu akan berbeda.
Hal ini seperti yang disampaikan Andrian, Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry ketika dikonfirmasi Times.id.
"Kalau sewa kamar kost, biasanya mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta pertahun, sedangkan untuk sewa rumah yang memiliki dua kamar harganya antara Rp 7 juta hingga Rp 15 juta," ujar Andri, Sabtu, 3 September 2022.
Andri juga menjelaskan, penyebab terjadinya variasi harga sewa kost itu karena faktor lokasi dan fasilitas yang disediakan.
"Semakin jauh kost dari kampus, maka harganya akan semakin murah," tambahnya.
Biaya Makan
Untuk biaya sehari-hari, Andri menuturkan rata-rata uang yang harus dikeluarkannya sebesar Rp. 40 ribu, itupun hanya untuk makan dan snack. Dengan rincian Rp 30 ribu untuk makan 3 kali sehari dan Rp 10 ribu untuk sekali ngopi dan jajan.
"Rata-rata Rp 40 ribu perhari, itu cuma untuk makan dan sekali jajan saja. Karena saya tidak merokok dan jarang nongkrong di warung kopi," ungkap Andri.
Namun, Andri membocorkan sedikit informasi saat dia kekurangan uang. Dia mengaku punya trik untuk mensiasati keadaan di akhir bulan, yang menjadi saat-saat paling mengkhawatirkan bagi seorang mahasiswa.
Untuk sarapan pagi di akhir bulan, biasanya Andri memilih membeli nasi bungkus yang dijual di warung kopi. Meski nasinya sedikit dan lauknya cuma telur, tempe atau sambal, tapi sudah cukup untuk mengisi perut di pagi hari.
"Sedangkan untuk makan siang dan malam, saya makan di warung Yahmin. Disana harganya cuma Rp 8 ribu. Kebanyakan mahasiswa saat kesulitan keuangan pasti makan disana, karena memang terkenal yang paling murah," jelas mahasiswa asal Abdya itu.
Dengan trik seperti itu, Andri mengaku hanya menghabiskan uang Rp 21 ribu untuk makan, sehingga ia bisa menghemat sepertiga dari biaya pengeluaran di hari biasa.
Biaya Transportasi
Untuk transportasi, sebagian mahasiswa di Banda Aceh sekarang sudah banyak yang menggunakan kendaraan pribadi, terutama kendaraan roda dua. Sedangkan bagi yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, biasanya lebih memilih ngekost di lokasi yang dekat dengan kampus. Walaupun sedikit agak mahal, tapi sudah bisa menekan biaya untuk transportasi.
Pun demikian, masih banyak juga mahasiswa yang pulang pergi kampus dengan menggunakan kendaraan umum. Salah satunya Nurul Istiqamah, seorang mahasiswi Fakultas Pertanian, Unsyiah. Ia mengaku sering naik Bus Trans Kutaraja.
"Kita biasanya pakai bus Trans Kutaraja, sekali jalan cuma Rp 5 ribu. Kalau mobil Labi-labi dan becak sudah jarang terlihat di jalanan," ungkap Nurul.
Memang dalam beberapa tahun terakhir, mobil labi-labi yang pernah jaya dimasanya, kini sudah mulai tersisih dan hampir tak terlihat disudut jalan ibukota Serambi Mekkah itu. Begitu pula dengan becak, mereka lebih memilih nongkrong di pasar-pasar ketimbang menjemput penumpang di jalan. Hal ini lah yang membuat Bus Trans Kutaraja kini menjadi kendaraan umum yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa disana
Posting Komentar