DPR Minta Polisi Usut Tuntas Ancaman Pembunuhan Relawan Om Bus

Ancaman pembunuhan ini adalah perilaku barbar yang tidak boleh terjadi lagi di Aceh

Anggota DPR Samsul Bahri, alias Tiyong, menyerukan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus ancaman pembunuhan yang menimpa Sekretaris Relawan Rumah Kita Bersama (RKB) Aceh Tamiang, Safwan. 

Anggota DPR Samsul Bahri, alias Tiyong. Foto: Instagram/samsulbahri_tiyong

BANDA ACEH - Kasus ini mencuat di tengah sengitnya persaingan Pilkada Aceh. Jika dibiarkan, praktik intimidasi dalam proses demokrasi di daerah tersebut akan terus berulang.

Dalam pernyataan tertulisnya dari Jakarta, Tiyong, yang juga Ketua Umum RKB, dengan tegas mengecam tindakan intimidasi tersebut.

"Tindakan ancaman pembunuhan ini adalah perilaku barbar yang tidak boleh terjadi lagi di tengah masyarakat kita saat ini," ujar Tiyong, Selasa (12/11).

Mantan Panglima GAM Daerah 1 Wilayah Bate Iliek ini menegaskan bahwa intimidasi semacam ini melanggar prinsip demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).

Menurut Tiyong, Indonesia sebagai negara hukum seharusnya menjamin keamanan bagi setiap warga negara dalam menyuarakan dukungannya, terutama dalam ajang demokrasi seperti Pilkada.

"Ini soal nyawa manusia. Cara-cara lama seperti ini tidak baik bagi proses demokrasi di Aceh. Apalagi ada saksi mata yang melihat kejadian tersebut. Kami berharap aparat dapat mengusut tuntas kasus ini," tegasnya.

Tiyong juga menyatakan bahwa sebagai anggota Komisi III DPR RI, ia akan terus memantau perkembangan kasus ini hingga tuntas.

Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran agar demokrasi di Aceh dapat berjalan tanpa kekerasan atau intimidasi.

"Kita tidak perlu membalas dengan gaya mereka. Kita akan buktikan bahwa kemenangan Om Bus dan Syech Fadhil diraih dengan cara yang terhormat, bukan dengan cara-cara memalukan," imbaunya.

Kasus ancaman ini berawal pada Minggu malam (10/11), ketika Safwan didatangi sekelompok orang di sebuah warung kopi di Karangbaru, Aceh Tamiang.

Safwan menjelaskan bahwa kelompok tersebut mempersoalkan pernyataannya dalam deklarasi mendukung pasangan calon Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi.

"Saya jelaskan kalau saya hanya membacakan teks deklarasi karena posisi saya sebagai Sekretaris RKB. Jika ada kekeliruan, saya bersedia meminta maaf," tutur Safwan.

Meski setuju memberikan klarifikasi, Safwan menolak permintaan untuk menarik dukungannya dan beralih ke pasangan Muzakir Manaf-Fadhlullah. Penolakan ini membuat pelaku emosi hingga mengancam Safwan dengan menarik kerah bajunya.

"Saat saya duduk minum kopi, kerah baju saya ditarik dan pelaku mengancam akan membunuh saya," ungkap Safwan.

Safwan resmi melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian pada Senin (11/11). Saat melapor, ia didampingi oleh Ketua RKB Aceh Tamiang, Asrizal H. Asnawi, dan Ketua Relawan Kotak Kosong, Murthala.