UPDATE

Jadi Imam Subuh Di Dayah Manyang, Bupati Safar Titip 3 Hal Ini Ke Penceramah Di Abdya

Setelah shalat subuh, jamaah menyantap sarapan dan ngopi bersama di halaman pesantren dengan view replika Ka’bah dan bentang alam Gunung Leuser.
Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Safaruddin bertindak sebagai imam shalat Subuh berjamaah di Dayah Manyang, Puskiyai, Lembah Sabil, Abdya, Selasa (18/2) pagi.

Bupati Aceh Barat Daya Safaruddin usai menjadi imam shalat Subuh di Dayah Manyang, Puskiyai, Lembah Sabil, Aceh Barat Daya, Selasa (18/2). Foto: Kausar

LEMBAH SABIL — Usai memimpin shalat, Safar menitipkan beberapa pesan penting dalam ceramah subuhnya. Diantaranya, ia meminta bantuan penceramah di Abdya untuk ikut serta menanggulangi tiga penyakit sosial yang tingkat kejahatannya saat ini tercatat paling tinggi di Polda Aceh.

“Sekarang penceramah bicaranya jangan lain-lain; pertama, narkoba. kedua. seks bebas. Ketiga, penyimpangan judi online,” sebut Safar.

Apalagi, sejumlah kasus HIV/AIDS sudah terdeteksi di Aceh. Bukan tidak mungkin, kata Safar, penyakit tersebut bisa menyebar ke daerah lain termasuk Abdya, jika tidak segera diantisipasi.

Bupati Aceh Barat Daya Safaruddin foto bersama dengan jamaah shalat Subuh di Dayah Manyang, Puskiyai, Lembah Sabil, Aceh Barat Daya, Selasa (18/2). Foto: Kausar

Tiga penyakit sosial itu, menurut Safar, juga tidak terlepas dari pengaruh gadget atau hp. Karena itu, ia meminta setiap orang tua ikut mengontrol penggunaan gadget anak. Agar konten-konten yang diakses difilter terlebih dahulu, sesuai umur anak.

Karena itu, ia mendukung kegiatan shalat berjamaah dan program pendidikan yang diinisiasi Forum Komunikasi Peduli Pendidikan Islam (KOPPI) dan Dayah Manyang, Puskiyai Aceh. Ia menegaskan, pendidikan adalah program prioritas nomor satu di era kepemimpinannya, sebagaimana janjinya di kampanye Pilkada lalu.

Ketua Forum KOPPI, Jasman, S.Pd mengatakan pihaknya sudah menggagas sejumlah program pendidikan untuk anak-anak di wilayah Manggeng Raya. Di antaranya program shalat berjamaah.

Mantan Camat Manggeng ini mencontohkan SD dan SMP di Manggeng yang lokasinya bersebelahan dengan masjid. “Apa salahnya, setiap waktu shalat Dzuhur tiba, semua anak-anak diarahkan oleh pihak sekolah untuk menunaikan shalat berjamaah. Itu dulu yang paling sederhana dalam mendidik anak-anak kita,” tutur sosok yang karib disapa Om Jas ini.

Pimpinan Dayah Manyang Tgk Farmadi mengatakan sengaja mengundang Bupati Abdya untuk menjadi Imam shalat Subuh di awal kepemimpinannya. Ia berharap bisa kegiatan ini bisa membawa keberkahan di 100 hari pertama Bupati Safar.

“Kita mulai dari sini, paling ujung perbatasan Abdya. Arah matahari terbit. Kita bukan minta proyek, tapi minta pak Bupati menjadi imam shalat berjamaah,” kata Tgk Farmadi.

Inisiator Rateb Sehat sejak masa pandemi Covid-19 ini juga menjelaskan bahwa pesantren yang dipimpinnya berbeda dengan pesantren lainnya. Karena pesantrennya tidak menerima santri.

Pesantren ini, sebutnya hanya menyasar orang tua. Generasi senior yang ingin mendalami agama, mencari ketenangan dan mendekatkan diri kepada Allah. “Tapi juga bukan panti jomo,, ini berbeda,,” tegasnya.

Setelah shalat subuh, jamaah menyantap sarapan dan ngopi bersama di halaman pesantren dengan view indah replika Ka’bah, gemericik aliran sungai Krueng Baru dan udara segar dari bentang alam bukit barisan termasuk gunung Leuser. 

Shalat subuh berjamaah ini turut dihadiri oleh Dandim 0110 Abdya Letkol Inf Beni Maradona, mantan Pj Bupati Abdya Burhanuddin Sampe, Ketua Dewan Pembina Solidaritas Warga Aceh Barat Daya (Abdya) Zainuddin Daud, sejumlah kepala desa dan tokoh masyarakat.